Meningitis adalah suatu kondisi yang menggambarkan adanya peradangan pada selaput pelapis otak dan sumsum tulang belakang. Infeksi virus dan bakteri merupakan penyebab meningitis dengan kemungkinan terjadinya komplikasi yang lebih besar. Untuk mencegahnya, dokter akan menyarankan vaksin meningitis, terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi mengalami kondisi ini.
Mengapa Perlu Vaksin Meningitis?
Meningitis termasuk salah satu kondisi yang dapat menimbulkan kerusakan permanen pada otak dan saraf, kecacatan, bahkan kematian, sangat tinggi, jika tidak ditangani dengan tepat. Mengingat meningitis bakteri memiliki risiko komplikasi yang tinggi, vaksin meningitis sangat disarankan untuk mencegah terjadinya meningitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Vaksin ini sangat penting terutama bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Namun, perlu diingat, bahwa vaksin meningitis tidak serta merta akan mencegah Anda terkena peradangan selaput otak ini. Sebab meningitis juga bisa disebabkan oleh bakteri, virus, maupun kuman yang lain. Setidaknya, pemberian vaksin meningitis akan mencegah beberapa jenis bakteri penyebab kondisi ini, termasuk Neisseria meningitidis, serta mencegah terjadinya komplikasi.
Jenis Vaksin Meningitis
Saat ini di Indonesia terdapat 2 jenis vaksin meningitis yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yakni vaksin konjugat dan polisakarida. Keduanya mengandung 4 jenis strain Neisseria meningitidis.
Vaksin meningitis jenis konjugat tidak diberikan untuk anak yang berusia kurang dari 2 bulan, dan sebaiknya diulang setiap 5 tahun. Anak yang berusia 9-23 bulan disarankan untuk mendapatkan 2 dosis vaksin meningitis konjugat, dengan jarak antar vaksinnya selama 3 bulan. Sedangkan untuk anak yang berusia 2 tahun atau lebih tua, vaksin ini diberikan sebagai dosis tunggal.
Anak yang berusia lebih dari 2 tahun hingga lansia dapat menerima vaksin meningitis polisakarida sebagai dosis tunggal, yang dapat diulang tiap 3 tahun
Kontraindikasi Vaksin Meningitis
Meski bisa mencegah meningitis, vaksin meningitis tidak dapat dilakukan pada semua orang atau setiap kondisi. Berikut ini adalah beberapa kontraindikasi vaksin meningitis:
1, Sedang sakit
2.termasuk demam
3.Memiliki riwayat alergi
4.bahkan mengalami reaksi anafilaksis
5.setelah mendapatkan vaksin meningitis sebelumnya, maupun komponen dalam vaksin meningitis
6.Sedang atau pernah menjalani pengobatan untuk sindrom Guillain-Barre
Hamil bukanlah kontraindikasi mutlak. Artinya, ibu hamil bisa saja menerima vaksin meningitis, selama risiko terjangkit kondisi ini lebih besar dibandingkan dengan jika tidak diberikan vaksin.
Efek Samping Vaksin Meningitis
Vaksin meningitis sebenarnya sangat jarang menimbulkan efek samping serius yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Namun, reaksi lokal atau efek samping pada lokasi suntikan bisa saja terjadi. Anda cukup melakukan kompres dingin pada lokasi penyuntikan vaksin jika terjadi keluhan.Selain itu, efek samping vaksin meningitis lain yang mungkin terjadi, meliputi:
1.Nyeri ringan pada lokasi dilakukannya suntik vaksin
2.Kemerahan pada lokasi dilakukannya penyuntikkan vaksin
3.Kelelahan
4.Sakit kepala
5.Nyeri otot
6.Demam
7.Mual dan diare
8.Nyeri otot atau pegal linu
Umumnya efek samping vaksin meningitis hanya terjadi selama 1-2 hari, atau maksimal 5 hari. Jika Anda merasakan efek samping yang berlangsung selama lebih dari 5 hari, segera periksakan ke dokter umum untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut yang sesuai.